A. Pendahuluan
Perubahan sosial dan kebudayaan merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial dan kebudayaan merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Hirschman mengatakan bahwa kebosanan manusia sebenarnya merupakan penyebab dari perubahan.
Perubahan sosial dan kebudayaan terjadi karena beberapa faktor. Di antaranya komunikasi cara dan pola pikir masyarakat; faktor internal lain seperti perubahan jumlah penduduk, penemuan baru, terjadinya konflik atau revolusi; dan faktor eksternal seperti bencana alam dan perubahan iklim, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Ada pula beberapa faktor yang menghambat terjadinya perubahan, misalnya kurang intensifnya hubungan komunikasi dengan masyarakat lain; perkembangan IPTEK yang lambat sifat masyarakat yang sangat tradisional; ada kepentingan-kepentingan yang tertanam dengan kuat dalam masyarakat prasangka negatif terhadap hal-hal yang baru; rasa takut jika terjadi kegoyahan pada masyarakat bila terjadi perubahan hambatan ideologis dan pengaruh adat atau kebiasaan.
B. Hakekat Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan dirasakan oleh hampir semua manusia dalam masyarakat. Perubahan dalam masyarakat tersebut wajar. Mengingatkan manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas. Dalam kehidupan, seperti:
- Peralatan dan perlengkapan hidup, yaitu mencakup pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi dan transportasi. Contoh, pada zaman nenek moyang kita memasak makanan dengan cara membakarnya, pada zaman sekarang (zaman modern) memasak makanan menggunakan alat modern seperti oven atau membeli makanan yang diawetkan.
- Mata pencarian, seperti dalam sistem ekonomi meliputi pertanian, peternakan dan sistem produksi, sebagai contoh, kaum laki-laki bekerja dengan cara berburu atau pekerjaan lainnya. Sedangkan kaum perempuan tinggal dirumah mengurus rumah tangga dan mengasuh anak. Tetapi sekarang kaum perempuan dapat juga bekerja seperti pencaharian untuk kaum laki-laki.
- Sistem kemasyarakatan, mencangkup sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum dan sistem perkawinan. Sebagai contohnya, pada masa kehidupan belum begitu kompleks orang-orang yang ada ikatan darah atau keluarga selalu hidup bersama dalam satu rumah. Saat ini ikatan masyarakat tidak hanya berdasarkan hubungan kekerabatan, tetapi juga karena profesi, dan hobi yang sama, seperti ikatan motor gede (MOGE), dll.
- Bahasa, dahulu disampaikan secara lisan, sekarang bahasa dapat disampaikan melalui beragam media, seperti tulisan, sandi dan sebagainya.
- Kesenian, mencakup seni rupa, seni suara, dan seni tari. Sebagai contoh, orang jawa menganggap bahwa rumahnyalah yang indah jika bernuansa gelap, sekarang masyarakat jawa banyak menyukai rumah yang bernuansa terang /pastel.
- Sistem pengetahuan, berkaitan dengan teknologi. Contohnya, dahulu orang-orang berpedoman pada alam atau peristiwa alam. Tetapi sekarang orang-orang lebih cenderung menggunakan alat-alat modern,seiringnya berkembeng pengetahuan dan teknologi.
- Serta religi/keyakinan, contohnya meyakini tentang adanya roh halus (roh leluhur) yang dapat dipercaya, namun sekarang manusia lebih berpikir logis dengan akal.
Perubahan-perubahan di atas disebut sebagai perubahan sosial dan perubahan budaya, karena proses berlangsungnya dapat terjadi secara bersamaan, meskipun demikian perubahan sosial dan budaya sebenarnya terdapat perbedaan. Ada yang berpendapat bahwa perubahan sosial dapat diartikan sebagai sebuah transformasi budaya dan institusi sosial yang merupakan hasil dari proses yang berlangsung terus-menerus dan memberikan kesan positif atau negatif. Perubahan sosial juga diartikan sebagai perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain.
Berikut ini ada beberapa pengertian perubahan sosial yang dikemukakan oleh para ahli sosiologi
- 1.Max Iver mengemukakan bahwa perubahan sosial berarti perubahan dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap keseimbangan hubungan sosial (dalam buku A Text Book Fo Sociology).
- Gillin menyatakan bahwa perubahan sosial merupakan variasi cara-cara hidup yang telah diterima baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, maupun karena adanya difusi ataupun penemuan baru dalam masyarakat (http://id.wakipedia. com/wiki/ perubahan sosial budaya).
- Kingsley Davis mengemukakan perubahan sosial sebagai perubahan yang terjadi dalam stuktur dan fungsi masyarakat (dalam buku Human Society)
- Selo Sumardjan mengartikan bahwa perubahan sosial adalah perubahan pada lembaga - lembaga kemasyarakat- an di dalam satuan masyarakat (dalam buku perubahan sosial di Yogyakarta).
Jadi dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan struktur dan fungsi sosialnya. Oleh karena itu, perubahan sosial berkaitan erat dengan perubahan kebudayaan dan seringkali perubahan sosial berkaitan pada perubahan budaya. Jika pengertian perubahan sosial telah diuraikan di atas maka apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial budaya itu? Berikut ini pengertian perubahan sosial budaya dari beberapa tokoh.
- 1.Max Weber berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan situasi dalam masyarakat sebagai akibat adanya ketidaksesuaian unsur-unsur (dalam buku Sociological Writings).
- W. Kornblum berpendapat bahwa perubahan sosial budaya adalah perubahan sustu budaya masyarakat secara bertahap dalam jangka waktu lama (dalam buku Sociology in Changing World).
C. Perbedaan dan Hubungan Perubahan Sosial dan kebudayaan
Perubahan sosial dan kebudayaan memiliki keterkaitan yang sangat erat sekali. Setiap perubahan sosial pastilah akan memberikan pengaruh terjadinya perubahan budaya. Suatu perubahan kebudayaan mencakup semua bagiannya, yaitu kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi filsafat, dan lain sebagainya. Bagian dari budaya tersebut tidak dapat lepas dari kehidupan sosial manusia dalam masyarakat. Tidak mudah menentukan garis pemisah antara perubahan sosial dan perubahan budaya, karena tidak ada masyarakat yang tidak ada kebudayaan, sebaliknya, tidak mungkin ada kebudayaan yang tidak terjelma (masuk) dalam masyarakat. Dengan kata lain, perubahan sosial dan budaya memiliki satu aspek yang sama, yaitu kedua-duanya bersangkut paut dengan suatu penerimaan cara-cara baru atau suatu perbaikan tentang cara suatu masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.
Meskipun perubahan sosial dan budaya memiliki hubungan atau keterkaitan yang erat, namun keduanya juga memiliki perbedaan. Perbedaan antara perubahan sosial dan budaya dapat dilihat dari arahnya, perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya merupakan perubahan dalam segi budaya masyarakat. Perubahan sosial terjadi dalam segi distribusi kelompok umur, jenis pendidikan, dan tingkat kelahiran penduduk. Perubahan budaya meliputi penemuan dan penyebaran masyarakat, perubahan konsep nilai susila dan mortalitas, bentuk seni baru dan kesetaraan gender.
Terkadang perubahan sosial dan budaya mengalami tumpang tindih, sebagai contoh saat ini masyarakat meningkatkan adanya kesamaan gender berhubungan dengan perubahan yang seperangkat norma budaya dan fungsi peran kaum laki-laki dan perempuan secara sosial. Untuk mengatasi ketumpang tindihan tersebut maka sering kita gunakan istilah perubahan sosial budaya untuk mencakup kedua perubahan tersebut.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Dalam kehidupan nyata, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat, pasti akan terjadi. Setiap segmen masyarakat hendaknya fleksibel terhadap perubahan yang akan terjadi baik cepat maupun lambat. Dengan keunggulan seperti itu, masyarakat akan mengurangi tingkat pengaruh negatif dari perubahan ini. Arah timbulnya pengaruh pun dapat berasal dari dalam maupun luar.
D. Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial dan Kebudayaan
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat atas beberapa bentuk sebagai berikut:
1. Perubahan Evolusi dan Revolusi
a. Perubahan evolusi adalah perubahan - perubahan sosial yang terjadi dalam proses yang lambat dan dalam waktu yang cukup lama tanpa ada kehendak tertentu dari masyarakat yang bersangkutan. Perubahan ini terjadi karena adanya dorongan dari usaha masyarakat untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan - kebutuhan hidup terhadap perkembangan masyarakat pada waktu tertentu, misalnya, adanya modernisasi mengakibatkan perubahan pada sistem transportasi, dan sistem perbankan.
b. Perubahan revolusi adalah perubahan yang berlangsung secara cepat dan tidak ada kehendak atau direncanakan sebelumnya. Perubahan ini terjadi bisa karena sudah direncanakan sebelumnya atau tidak sama sekali. Revolusi biasanya diawali oleh ketegangan-ketegangan atau konflik dalam masyarakat. Misalnya, peristiwa terjadinya revolusi industri di inggris, dimana terjadi pada tahap produksi yang awalnya tanpa mesin, kemudian berubah menjadi tahap produksi menggunakan mesin.
2. Perubahan yang Dikehendaki dan Tidak Dikehendaki
perubahan yang dikehendaki ialah disebut dengan perubahan yang direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki disebut perubahan yang tidak direncanakan.
a) Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang terjadi karena adanya perkiraan atau perencanaan oleh pihak-pihak yang menghendaki perubahan tersebut (agen of change). Misalnya, perubahan yang dilakukan pemerintah melalui perundang-undangan untuk melarang anggota dewan merangkap sebagai pegawai negeri sipil.
b) Perubahan yang tidak direncanakan ialah perubahan yang berlangsung di luar kehendak dan pengawasan masyarakat. Perubahan ini biasanya menimbulkan pertentangan yang merugikan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Misalnya, kecenderung-an untuk mempersingkat prosesi adat pernikahan yang memerlukan biaya besar dan waktu lama, meskipun perubahan ini tidak dikehendaki masyarakat tetapi tidak sanggup untuk menghindarinya.
3. Perubahan kecil dan Besar
Perubahan kecil dan besar memiliki batas-batas yang sangat relatif. Perubahan kecil diartikan perubahan yang terjadi pada unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya, perubahan model pakaian, rambut, sepatu, dan lain-lain yang tidak berpengaruh signifikan terhadap masyarakat keseluruhan sebab tidak menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
Perubahan besar adalah sebuah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang memberi pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya, pengelolaan pertanian dengan pemakain alat pertanian dari mesin (traktor) pada masyarakat agraris merupakan perubahan yang membawa pengaruh besar, perubahan sosial budaya tidak mungkin terjadi dengan sendirinya. Perubahn sosial budaya dapat terjadi karena ada penyebabnya. Kemungkinan perubahan terjadi karena adanya sesuatu yang baru dan sesuatu yang lama dianggap tidak berfungsi lagi.
E. Penyebab dan Faktor Terjadinya Perubahan Sosial Budaya
1. Perubahan dari dalam Masyarakat
Perubahan dari dalam masyarakat terbagi sebagai berikut:
a. Perubahan Penduduk: Perubahan yang dimaksud adalah perubahan yang dikarenakan bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk. Pertambahan penduduk akan menyebabkan perubahan pada tempat tinggal. Dimana tempat tinggal yang semulanya terpusat pada lingkungan kerabat akan berubah atau terpancar karena faktor pekerjaan. Berkurangnya penduduk juga akan menyebabkan perubahan sosial budaya. Contohnya pada perubahn penduduk dalam program transmigrasi dan urbanisasi.
b. Pemberontakan atau Revolusi: Pemberontakan akan menyebabkan perubahan sosial budaya, contohnya pemberontakan G 30 S/PKI. Pemberontakan G 30 S/PKI pada tahun 1965 membawa perubahan terutama dalam sistem politik Indonesia sehingga dilarangnya ajaran komunis di Indonesia. Pelarangan ajaran komunis di Indonesia ini disebabkan karena tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila yang menjadikan dasar hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
c. Peranan Nilai yang Diubah: Perubahan juga dapat disebabkan berubahnya peran nilai di masyarakat. Misalnya, sosialisasi program keluarga berencana mampu untuk menghambat pertambahan penduduk. Contohnya sebelum ada program keluarga berencana dari pemerintah, masyarakat yang sudah berkeluarga akan terlihat cenderung meningkatkan mempunyai anak banyak, namun setelah ada sosialisasi program keluarga berencana masyarakat tumbuh kesadaran untuk membatasi kelahiran anak demi masa depan dan kesejateraan anak itu sendiri.
d. Peranan Tokoh Kharismatik: Tokoh kharismatik adalah tokoh yang disegani, dihormati dan diteladani oleh masyarakat. Peranan tokoh kharismatik membawa pengaruh dalam perubahan kehidupan masyarakat. Misalnya, Soekarno sebagai presiden RI memiliki kharismatik dihadapan rakyat karena keahlianya dapat berpidato dengan baik.
e. Penemuan Baru: Adanya penemuan baru dalam kehidupan masyarakat baik itu berupa ilmu pengetahuan maupun teknologi mempengaruhi dan membawa perubahan dalam masyarakat. Penemuan mobil misalnya, penemuan tersebut akan membawa perubahan kebudayaan dan sosial masyarakat. Dalam masyarakat akan terbentuk status social / berdasarkan harta (mobil) yang dimiliki, orang yang tidak memiliki mobil bisa dianggap status sosialnya lebih rendah dibandingkan dengan orang yang memiliki mobil. Selanjutnya, orang yang memiliki sebuah mobil bisa dianggap lebih rendah statusnya dibandingkan orang yang memiliki lebih dari satu mobil.
2.Perubahan dari Luar Masyarakat
Perubahan sosial budaya juga dapat terjadi karena unsur dari luar masyarakat seperti faktor geografis, kebudayaan, dan politik. Pengaruh luar masyarakat merupakan hal yang wajar dalam perubahan sosial budaya masyarakat. Pengaruh dari luar masyarakat tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Lingkungan Alam: Pengaruh lingkungan alam sangat berpengaruh dalam terjadinya perubahan sosial budaya. Misalnya, tanah yang subur dapat berguna untuk lahan pertanian sehingga masyarakat di daerah tersebut memiliki usaha sebagai petani. Kebudayaan di tanah suburpun tidak lepas dari kehidupan sosial sebagai petani sehingga kebudayaan tetap akan berhubungan dengan bidang pertanian.
b. Kebudayaan Masyarakatan lain: Kontak kebudayaan antar masyarakat mempunyai dampak yang positif dan negatif. Contohnya, kontak kebudayaan bangsa Indonesia dengan bangsa Barat (Eropa). Pengaruh positif berupa transfer ilmu pengetahuan dan teknologi, sedangkan pengaruh negatif berupa pola hidup kebarat-baratan (westernis) sekelompok anak muda.
c. Peperangan: Peperangan akan menyebabkan pengaruh negatif terhadap sebuah aspek kehidupan masyarakat. Misalnya, perang Irak yang membawa derita dan trauma berkepanjangan bagi rakyat Irak. Selain disebabkan oleh beberapa hal di atas, suatu perubahan sosial budaya terjadi karena adanya faktor yang menyebabkannya. Faktor yang menyebabkan perubahan sosial budaya terdiri atas faktor pendorong dan penghambat.
3. Faktor Pendorong Perubahan Sosial Budaya
a. Timbunan kebudayaan dan penemuan baru. Kebudayaan dalam masyarakat selalu mengalami penimbunan dan penumpukan, yaitu budaya masyarakat semakin beragam dan bertambah. Bertambah dan beragamnya budaya ini umumnya disebabkan oleh adanya penemuan baru dalam masyarakat.
b. Perubahan jumlah penduduk. Bertambah dan berkurangnya jumlah penduduk suatu daerah mengakibatkan perubahan struktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatanya.
c. Pertentangan atau Konflik. Pertentangan yang terjadi dalam masyarakat karena kemajemukan menyebabkan perubahan sosial. Dalam masyarakat yang heterogen, sifat individualistis masih lekat sehingga satu sama lainnya tidak memiliki hubungan yang dekat. Padahal sumber kebutuhan semakin terbatas. Persaingan yang terjadi untuk memperebutkan segala sumber kebutuhan mendorong masyarakat untuk berkreasi menciptakan alternatif pemenuhan sumber kebutuhan.
d. Terjadinya Pemberontakan atau Revolusi. Perubahan sosial budaya dapat bersumber dari luar masyarakat itu sendiri diantaranya sebab yang berasal dari lingkungan alam fisik di sekitar manusia, seperti bencana alam dan peperangan.
e. Sistem terbuka lapisan masyarakat: Masyarakat dengan sistem lapisan yang terbuka cenderung lebih mudah mengalami perubahan dari pada dengan sistem lapisan tertutup. Masyarakat akan selalu cenderung memberikan kesempatan berkarya bagi manusia - manusia yang potensial.
f. Sifat menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju. Sikap masyarakat yang mau menghargai hasil karya orang lain akan membuat orang terdorong untuk melakukan penelitian. Dengan demikian itu semua akan menghasilkan sebuah karya yang berguna bagi masyarakat.
g. Sistem pendidikan formal yang maju: Kualitas pendidikan yang tinggi maupun mengubah pola pikir. Masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih rasional dalam berpikir dan bertindak.
h. Orientasi ke masa depan: Keinginan untuk memperoleh masa depan yang lebih baik akan mendorong perubahan sosial budaya masyarakat.
i. Akulturasi: Akulturasi merupakan pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda dan saling mempengaruhi. Proses akulturasi berlangsung lama dan terus-menerus. Proses ini berkaitan pada perpaduan kebudayaan sehingga pola budaya semua akan berubah.
j. Asimilasi: Definisi Asimilasi adalah perpaduan dua kebudayaan yang berbeda secara berangsur - angsur berkembang sehingga memunculkan budaya baru.
4. Faktor Penghambat perubahan sosial budaya
- Perkembangan ilmu pengetahuan yang terhambat
- Sikap masyarakat yang sangat tradisional
- Kurangnya hubungan dengan masyarakat lain
- Adanya kepentingan-kepentingan yang telah tertanam kuat
- Rasa takut dengan adanya kegoyahan pada integrasi kebudayaan
- Hubungan yang bersifat ideologis
- Adat atau kebiasaan
- Prasangka terhadap hal-hal baru dan menilai bahwa hidup ini buruk, susah, dan tidak mungkin diperbaiki.
5. Dampak perubahan Sosial Budaya
Faktor-faktor perubahan sosial budaya tersebut secara langsung atau tidak langsung akan memberikan dampak negatif dan positif. Kita tidak khawatir jika perubahan yang terjadi bersifat positif karena perubahan positif akan memberikan pengaruh baik. Namun, kita harus berhati-hati dengan dampak negatif yang menonjol.
a. Akibat positif: Perubahan dapat terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaan mampu menyesuaikan diri dengan gerak perubahan. Keadaan masyarakat yang memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri disebut adjusment, sedangkan bentuk penyesuaian masyarakat dengan gerak perubahan disebut integrasi.
b. Akibat Negatif: Akibat negatif terjadi apabila masyarakat dengan kebudayaannya tidak mampu menyesuaikan diri dengan gerakan perubahan. Ketidakmampuan dalam menyesuaikan diri sendiri dengan perubahan disebut maladjusment. Maladjusment akan menimbulkan disintegrasi.
F. Kesimpulan
Suatu perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang bertindak sebagai pendukung dan penghambat jalannya proses perubahan sosial tersebut. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (internal factor) serta juga dapat berasal dari luar lingkupan masyarakat (External factor). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perubahan masyarakat berdasarkan arah antara lain, Internal Faktor yang di dalamnya terdapat pelbagai faktor, Dinamika Penduduk, Penemuan-penemuan baru, akan Munculnya pertentangan, dan Terjadinya Pemberontakan.
Sedangkan faktor yang kedua adalah External Factor, terdiri dari Bencana pada Alam, Perang dan Kebudayaan masyarakat lain. Faktor pendukung perubahan sosial antara lain, kontak dengan kebudayaan lain, sistem pendidikan formal yang maju, sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginan untuk maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), sistem terbuka pada lapisan masyarakat, adanya penduduk yang heterogen, ketidakpuasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu dan adanya orientasi ke masa depan. Faktor penghambat perubahan sosial antara lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat, sikap masyarakat yang tradisional, adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya, kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, adanya prasangka buruk terhadap hal-hal baru, adanya hambatan yang bersifat ideologis dan adat atau kebiasaan.
Daftar Pustaka
Abdullah Nashih Ulwan. (1995). Pendidikan Anak Dalam Islam 2. Jakarta: Pustaka Amani.
Alo Liliweri. (1997). Komunikasi Antarpribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Dedy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmad. (2001). Komunikasi Antar Budaya. Bandung: Remaja Rosdakarya.
H.A Mustofa. (1997). Akhlak Tasawuf. Bandung: CV. Pustaka Setia
Hafied Cangara. (1998). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada.
H. Mafri Amir. (1999). Etika Komunikasi Masa Dalam Pandangan Islam. Jakarta: Logos.
Hussein Bahreisj. (1981). Ajaran-Ajaran Akhlak Imam Ghazali. Surabaya: Al Ikhsan.
Jalaluddin . (2000). Psikologi Agama. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Onong Uchyana Effendy. (2001). Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sudarsono. (1993). Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja. Jakarta: PT Rineka Cipta