label

Senin

Filsafat dan Ilmu Logika (3 Tokoh Filsuf)

     A.  SOCRATES

   Socrates lahir di Athena pada tahun 470 sebelum Masehi. Bapaknya tukang pembuat patung, ibunya bidan. Pada permulaannya Socrates mau menuruti jejak bapaknya, menjadi tukang pembuat patung pula. Tetapi akhirnya ia berganti haluan. Dari membentuk batu jadi patung ia membentuk watak manusia.

     Socrates bergaul dengan semua orang, tua dan muda, kaya dan miskin. Ia seorang filosof dengan coraknya sendiri. Ajaran filosofinya tak pernah dituliskan, melainkan dilakukannya dengan perbuatan dan dengan cara hidup. Kita bisa mengetahui ajaran filosofi socrates melalui karya muridnya yaitu Plato.


1) Metode Socrates

    Socrates tidak pernah menuliskan filosofinya. ia tidak mengajarkan filosofi, melainkan hidup berfilosofi. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil, bukan ajaran, melainkan fungsi yang hidup. Filosofinya mencari kebenaran. Oleh karena ia mencari kebenaran, ia tidak mengajarkan. Ia bukan ahli pengetahuan, melainkan pemikir.

      Dalam mencari kebenaran, ia tidak memikir sendiri, melainkan setiap kali berdua dengan orang lain, dengan jalan tanya jawab. Orang yang kedua itu tidak dipandangnya sebagai lawannya, melainkan sebagai kawan yang diajak bersama-sama mencari kebenaran. Kebenaran harus lahir dari jiwa kawan bercakap itu sendiri. Ia tidak mengajarkan, melainkan menolong mengeluarkan apa yang tersimpan di dalam jiwa orang. Sebab itu metodenya disebut maieutik (seni melahirkan) seolah-olah menyerupai pekerjaan ibunya sebagai seorang bidan.

     Socrates mencari pengertian, yaitu bentuk yang tetap daripada sesuatunya. Sebab itu ia selalu bertanya: apa itu? Apa yang dikatakan berani, apa yang disebut indah, apa yang bernama adil? Pertanyaan tentang “apa itu” harus lebih dahulu daripada “apa sebab. Oleh karena Socrates mencari kebenaran yang tetap dengan tanya jawab sana dan sini, yang kemudian dibulatkan dengan pengertian, maka jalan yang ditempuhnya ialah metode induksi dan definisi. Kedua-duanya itu bersangkutpaut. Induksi menjadi dasar definisi.

      Induksi yang menjadi metode Socrates ialah memperbandingkan secara kritis. Ia tidak berusaha mencapai dengan contoh dan persamaan, dan diuji pula dengan saksi dan lawan saksi. Dari lawannya bersoal jawab, yang masing-masing terkenal sebagai ahli dalam bidangnya sendiri-sendiri, dikehendakinya definisi tentang “berani” “indah” dan lain sebagainya. Pengertian yang diperoleh itu diujikan kepada beberapa keadaan atau kejadian yang nyata. Begitulah cara Socrates mencapai pengertian. Dengan melalui induksi sampai kepada definisi. Definisi yaitu pembentukan pengertian yang umum. Dengan caranya itu Socrates membangunkan keyakinan dalam jiwa lawannya bersoal jawab, bahwa kebenaran tidak diperoleh begitu saja, melainkan dicari dengan perjuangan seperti memperoleh segala barang yang tertinggi nilainya.

      Salah satu catatan Plato yang terkenal adalah Dialogue, yang isinya berupa percakapan antara dua orang pria tentang berbagai topik filsafat. Socrates percaya bahwa manusia ada untuk suatu tujuan, dan bahwa salah dan benar "Kenalilah dirimu". memainkan peranan yang penting dalam mendefinisikan hubungan seseorang dengan lingkungan dan sesamanya. Sebagai seorang pengajar, Socrates dikenang karena keahliannya dalam berbicara dan kepandaian pemikirannya. Socrates percaya bahwa kebaikan berasal dari pengetahuan diri, dan bahwa manusia pada dasarnya adalah jujur, dan bahwa kejahatan merupakan suatu upaya akibat salah pengarahan yang membebani kondisi seseorang.

2) Etik Socrates

     Budi ialah tahu, kata Socrates. Inilah inti sari daripada etiknya. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Paham etiknya itu kelanjutan daripada metodenya. Induksi dan definisi menuju kepada pengetahuan yang berdasarkan pengertian. Dari mengetahui beserta keinsafan moril harus memiliki budi yang baik.

       Menurut Socrates, manusia itu pada dasarnya baik. Seperti dengan segala barang yang ada itu ada tujuannya, begitu juga hidup manusia. Apa misalnya tujuan meja? Kekuatannya, kebaikannya. Begitu juga dengan manusia. Keadaan dan tujuan manusia ialah kebaikan sifatnya dan kebaikan budinya.

      Dari pandangan etik yang rasionil itu Socrates sampai kepada sikap hidup, yang penuh dengan rasa keagamaan. Menurut keyakinannya, menderita kezaliman lebih baik dari berbuat zalim. Sikap itu diperlihatkannya, dengan kata dan perbuatan, dalam pembelaannya di muka hakim. Dalam kasus peradilannya ketika ia dituduh sebagai perusak generasi muda karena rasa sakit hati para tokoh athena yang merasa direndahkan kebijaksanaannya oleh socrates. Socrates akhirnya harus menerima hukuman mati dengan cara meminum racun karena hasil voting 280 orang setuju dan 220 menolak. Socrates adalah orang yang percaya kepada Tuhan. Alam ini teratur susunannya menurut ujud yang tertentu. Kepada Tuhan dipercayakannya segala-galanya yang tak dapat diduga oleh otak manusia. Jiwa manusia itu dipandangnya bagian daripada Tuhan yang menyusun alam. Sering pula dikemukakannya, bahwa Tuhan itu dirasai sebagai suara dari dalam, yang menjadi bimbingan baginya dalam segala perbuatannya. Itulah yang disebutnya daimonion.  


B.  PLATO ( 427 – 347 SM)

     Plato dilahirkan di Athena dari keluarga terkemuka, dari kalangan politisi. Pada mulanya ia ingin bekerja sebagai seorang politikus, namun ada kekacauan di negaranya, setelah kematian gurunya Socrates hal itu telah memadamkan ambisinya untuk menjadi seorang politikus, kemudian ia beralih ke filsafat sebagai jalan untuk memperbaiki kehidupan bangsanya, ajaran socrates sangat berpengaruh pada dirinya. Oleh karena itu karya-karya plato banyak berbentuk dialog yang tokoh utamanya adalah socrates seperti Euthyphro (dialog antara socrates dengan seorang ahli agama beberapa minggu menjelang pengadilan hukuman mati).


1) Ajaran-ajaran Plato tentang Idea

     Ajaran tentang Idea – Idea merupakan inti dan dasar seluruh filsafat Plato. Idea yang dimaksudkan Plato di sini bukanlah suatu gagasan yang terdapat dalam pemikiran saja. Bagi Plato Idea merupakan sesuatu yang obyektif, terlepas dari subyek yang berfikir, Idea-idea tidak diciptakan oleh pemikiran kita, tidak tergantung pada pemikiran. 

2) Etika Plato

     Etik Plato bersifat intelektual dan rasional. Dasar ajarannya adalah mencapai budi baik. Budi ialah tahu. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Sebab itu sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian.

    Tujuan hidup ialah mencapai kesenganan hidup. Yang dimaksud dengan kesenangan hidup itu bukanlah memuaskan hawa nafsu didunia ini. Kesenangan hidup diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang nilai barang-barang yang dituju.

3) Negara Ideal

   Plato hidup dalam masa Athena menempuh jalan turun setelah mencapai kedudukan yang gemilang, pertentangan antara kaya dan miskin sangat menyolok mata. Karena itu pertentangan politik juga hebat. Menurut Plato nasib Athena hanya dapat tertolong dengan mengubah dasar hidup rakyat dan sistem pemerintahan. Itulah alasan baginya untuk menciptakan bentuk suatu negara yang ideal. Peraturan yang menjadi dasar untuk mengurus kepertingan umum kata Plato tidak boleh diputus oleh kemauan atau pendapat orang seorang atau oleh rakyat seluruhnya, melainkan ditentukan oleh suatu ajaran. Yang berdasarkan pengetahuan dengan pengertian.dari ajaran itu datanglah keyakinan, bahwa pemerintah harus dipimpin oleh idea tertinggi, yaitu idea kebaikan. 

     Tujuan pemerintah yang benar adalah mendidik warga warganya mempunyai budi. Plato membagi kedudukan penduduk menajdi tiga golongan yakni :
Golongan yang dibawah ialah golongan rakyat jelata, yang berupakan petani, pekerja, tukang dan saudagar. Kerja mereka adalah menghasilkan keperluan sehari-hari bagi ketiga-tiga golongan.
Golongan yang tengah ialah golongan penjaga atau “pembantu” dalam urusan negara. Terhadap keluar tugas mereka mempertahankan negara dari serangan musuh. Tugas kedalam menjamin supaya undang – undang dipatuhi rakyat.

      Golongan atas ialah kelas perintah atau filosof. Mereka terpilih dari paling cakap dan yang terbaik dari kelas penjaga, setelah menempuh pendidikan dan pelatihan special untuk itu. Tugas mereka adalah membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaannya. Mereka memangku jabatan tertinggi.


C. ARISTOTELES ( 384 – 322 SM.)

     Aristoteles lahir di stageira Trasia (Balkan) ayahnya bernama Machaon adalah seorang dokter istana pada raja Macedonia Amyntas II. Sejak kecil mendapat asuhan dari ayahnya sendiri, ia mendapat pelajaran teknik membedah, karena itu perhatiannya banyak tertumpu pada ilmu alam, terutama ilmu biologi. Setelah ayahnya meninggal ia pergi ke Athena belajar pada Plato di Akademia. Selama 20 tahun menjadi murid Plato, pertama kali ia menyusun buku Bibliotik yang pertama terdapat di Athena.

1) Karya-karya Aristoteles

     Berbagai macam cabang ilmu pengetahuan yang menjadi karya Aristoteles bila diperinci terdiri dari delapan cabang yang meliputi Logika, Filsafat Alam, Psikologi, Biologi, Metafisika, Etika Politik, Ekonomi, Retorika dan Poetika.


D. KESIMPULAN

     Socrates menyumbangkan teknik kebidanan (maieutika tekhne) dalam berfilsafat. Bertolak dari pengalaman konkrit, melalui dialog seseorang diajak Sokrates (sebagai sang bidan) untuk "melahirkan" pengetahuan akan kebenaran yang dikandung dalam batin orang itu. Dengan demikian Sokrates meletakkan dasar bagi pendekatan deduktif. -- Pemikiran Sokrates dibukukan oleh Plato, muridnya.

      Plato menyumbangkan ajaran tentang "idea". Menurut Plato, hanya idea-lah realitas sejati. Semua fenomena alam hanya bayang-bayang dari bentuknya (idea) yang kekal. Menurut Plato, tanpa melalui pengalaman (pengamatan), apabila manusia sudah terlatih dalam hal intuisi, maka ia pasti sanggup menatap ke dunia idea lalu memiliki sejumlah gagasan tentang semua hal, termasuk tentang kebaikan, kebenaran, keadilan, dan sebagainya.

     Pola pemikiran Aristoteles merupakan perubahan yang radikal. Menurut Plato, realitas tertinggi adalah yang kita pikirkan dengan akal kita, sedang menurut Aristoteles realitas tertinggi adalah yang kita lihat dengan indera-mata kita. Aristoteles tidak menyangkal bahwa bahwa manusia memiliki akal yang sifatnya bawaan, dan bukan sekedar akal yang masuk dalam kesadarannya oleh pendengaran dan penglihatannya. Namun justru akal itulah yang merupakan ciri khas yang membedakan manusia dari makhluk-makhluk lain. Akal dan kesadaran manusia kosong sampai ia mengalami sesuatu. Karena itu, menurut Aristoteles, pada manusia tidak ada idea-bawaan.

Daftar Pustaka :
https://id.wikipedia.org ; http://ahnafiabadi.blogspot.com ; Http://meetabied.wordpress.com 
Http://www.pelita.or.id/cetakartikel  ;  http://arunadarmaja.blogspot.com 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar