Sejak kecil saya selalu diajarkan tentang menyayangi orang yang lebih muda, menghargai teman sebaya dan menghormati orang yang lebih tua. Maka dari kecil saya tidak pernah berbuat kasar kepada orang yang lebih muda umurnya baik itu adik ataupun orang lain, saya selalu menyayangi mereka walaupun kadang mereka membuat saya kesal dengan kelakuannya. Pernah satu ketika saya berkunjung ke rumah teman yang kebetulan sedang ada saudaranya yang masih balita dia begitu songongnya menendang punggung saya saat sedang duduk dan berteriak kasar. Saya hanya diam saja saat itu mungkin karena memang dia masih anak kecil dan anak orang lain tentunya atau malah ada perasaan lain yang mengingatkan saya tentang nasehat bahwa harus menyayangi yang lebih muda. Saya hanya senyum dan mengajak dia bercanda. Memang sedikit mengesalkan tapi apa boleh buat.
Cerita yang lain terjadi ketika ada anak tetangga yang main kerumah dengan begitu polosnya khas anak kecil dia masuk dan mengacak-acak barang yang ada, saya hanya berusaha sabar dan menahannya agar tidak tambah parah mengobrak-abrik seisi rumah. Saya sayang anak-anak tapi kadang anak nakal membuat saya berfikir kembali apakah dia masih wajib saya sayangi? Sedikit demi sedikit saya tau bagaimana cara menahan anak itu untuk tidak mengacak-acak barang-barang lagi yaitu dengan cara memeluknya erat dengan kasih sayang. Bukan dengan teriakan atau makian.
Dengan begitu anak-ana bisa lebih dekat dengan kita dan jadi anak yang penurut. Jika kita bilang jangan dia langsung diam dan mengikuti perintah kita karena kita telah dekat dengan hatinya. Anak anak memang seperti adonan kue, bagaimana kita memperlakukan mereka adalah resepnya. Jika kita ingin kue yang enak maka buatlah resep yang baik dengan cara memperlakukan adonan itu dengan baik pula.
Anak-anak akan selalu mengingat perlakuan sekitarnya melalui alam bawah sadar. Ketika kita memperlakukannya dengan buruk alam bawah sadar anak itu akan berperilaku buruk tetapi jika kita sebagai lingkungannya memperlakukan dengan baik maka ia akan berperilaku baik.
Pengalaman menghargai teman sebaya lebih lengkap lagi dari saya kecil sebelum masuk sekolah dasar sampai saat ini saya menganggap bahwa pertemanan itu adalah harta karun dunia. Saya tidak pernah lupa teman masa kecil perempuan atau laki-laki semua saya ingat dengan betul. Semua kenangan bermain dari mulai main karet, bola bekel tenis, mencari ikan-ikan kecil di got.
Banyak sekali masalah yang terjadi saat saya berinteraksi sosial dengan teman mulai dari masalah yang sepele samapi masalah yang besar sampai harus memutus tali pertemanan. Tapi saya selalu ingat nasehat orang tua saya waktu itu bahwa harus saling menghargai teman sebaya. Saya selalu mencoba bersikap tenang dalam menghadapi masalah, mencoba mencari pemecahan terbaik agar masalah itu tidak berlarut-larut.
Semakin saya dewasa semakin banyak dan bervariasi juga masalah sosial yang saya hadapi bukan hanya dengan teman sebaya tapi dengan orang yang lebih tua pula. Masalah-masalah yang saya hadapi semakin melatih cara saya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar.
Ketika kecil masalah sosial yang saya hadapi hanya bertengkar karena rebutan permen, hanya bertengkar karena saling ejek nama orang tua atau bertengkar hanya karena ingin merasa paling jago dan ditakuti oleh teman-teman yang lain. Tetapi ketika beranjak dewasa masalah sosial yang saya hadapi lebih kompleks lagi diantaranya adalah perbedaan pendapat, perbedaan prinsip, perbedaan cara pandang terhadap suatu hal, sehingga perdebatan dan rasa tidak saling menghargai sering muncul. Tetapi kembali lagi kepada nasehat awal bahwa harus saling menghargai teman sebaya. Sikap saya dalam menghadapi masalah itu dengan segala macam perhitungan agar tidak memperburuk hubungan saya dengan teman.
Tentang menghargai orang yang lebih tua saya rasa semua orang tua pasti mengajarkan nasehat itu kepada anak-anaknya. Anak yang berkelakuan baik, berakhlak dan sopan kepada yang lebih tua adalah harapan bagi semua orang tua. Terlihat dari kepribadian anak yang menghormati orang tua bisa dikatakan bahwa anak itu bermoral, penurut, penyayang dan patuh.
Dalam menghormati orang yang lebih tua saya selalu menunjukan sikap yang hati-hati, baik berbicara, kontak fisik, meminta bantuan dalam bentuk apapun bahkan ketika saya berbicara dengan orang yang lebih tua dari saya tidak pernah menggunakan “Aku” atau “Saya” tetapi diganti dengan nama agar lebih sopan. Ketika saya berbeda pendapat, saya lebih sering mengiyakan pendapat orang yang lebih tua untuk menghindari perdebatan dan supaya tidak terlihat sok benar dan sok tau.
Dari ketiga nasehat orang tua kepada saya mulai dari menyayangi yang lebih muda, menghargai teman sebaya dab menghormati yang lebih tua sangatlah lah bermanfaat dalam hubungan sosial. Masalah-masalah sosial pasti akan selalu ada dan tingkat kesulitan pasti juga berbeda, semakin kita dewasa akan semakin sulit masalah-masalah yang kita hadapi. Kuncinya adalah selalu mengupgrade nasehat sederhana itu ke tingkat yang lebih tinggi lagi agar setiap masalah yang datang bisa kita atasi dengan cara terbaik yang kita punya. Tidak ada cara mudah yang ada adalah cara terbaik dalam mencari jalan keluar atau solusi dari masalah yang kita hadapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar